Wednesday, June 18, 2014

Amalan amalan Sunnah di bulan Ramadhan

Alangkah bahagianya kaum muslimin dengan kedatangan bulan
Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan, bulan Al-Qur’an, bulan
ampunan, bulan kasih sayang, bulan doa, bulan taubat, bulan
kesabaran, dan bulan pembebasan dari api neraka. Bulan yang
ditunggu-tunggu kedatangannya oleh segenap kaum muslimin. Bulan
yang sebelum kedatangannya Rasulullah Saw. berdoa kepada Allah:
“Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan
sampaikanlah kami ke bulan Ramadan.”
Bulan dimana orang-orang
saleh dan para generasi salaf berdoa kepada Allah agar mereka
disampaikan ke bulan Ramadhan enam bulan sebelum kedatangannya,
Mualla bin al-Fadhl berkata: “Mereka (salaf) selama enam bulan
berdoa kepada Allah supaya disampaikan ke bulan Ramadhan, dan
berdoa enam bulan selanjutnya agar amalan mereka pada bulan
Ramadhan diterima.” Kenapa mereka begitu bersungguh-sungguh
memohon kepada Allah agar disampaikan ke bulan Ramadhan? Mari
kita dengarkan sabda Rasulullah Saw. ketika beliau memberi kabar
para sahabatnya dengan kedatangan bulan Ramadhan: "Ketika datang
malam pertama dari bulan Ramadhan seluruh setan dibelenggu, dan
seluruh jin diikat. Semua pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu
pintu pun yang terbuka. Semua pintu sorga dibuka hingga tidak ada
satu pun pintu yang tertutup. Lalu tiap malam datang seorang yang
menyeru: "Wahai orang yang mencari kebaikan kemarilah; wahai

orang yang mencari keburukan menyingkirlah. Hanya Allah lah yang
bisa menyelamatkan dari api neraka". (H.R.Tirmidzi). Rasulullah Saw.
juga bersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan
yang diberkahi. Allah telah mewajibkan di dalamnya puasa. Pada bulan
itu Allah membuka pintu langit, menutup pintu neraka, dan
membelenggu setan-setan. Di dalamnya Allah memiliki satu malam
yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang diharamkan
kebaikan malam itu maka ia sungguh telah diharamkan (dari
kebaiakan).” (HR. Nasa’i dan Baihaki). Imam Ibnu Rajab al-Hanbali
mengomentari hadits ini dengan perkataannya: “Hadits ini merupakan
dasar dan dalil memberi ucapan selamat yang dilakukan kaum
muslimin kepada muslimin lainnya dengan kedatangan bulan
Ramadhan, bagaimana seorang mukmin tidak bergembira dengan
dibukanya pintu sorga? Bagaimana seorang mukmin tidak bergembira
dengan ditutupnya pintu neraka? Bagaimana orang yang berakal tidak
bergembira dengan masa dimana setan-setan dibelenggu?” Hendaklah
kita juga mencontoh para salaf dengan senantiasa berdoa kepada
Allah agar disampaikan ke bulan Ramadhan yang penuh dengan
berbagai macam keberkahan dan keutamaan tersebut.
Ramadhan adalah tamu istimewa. Adalah merupakan kewajiban bagi
kita sebagai tuan rumah untuk menyambut kedatanganya dengan
suka cita dan memuliakannya. Jika ada seorang presiden atau petinggi
negara akan berkunjung ke rumah kita pasti kita akan direpotkan
dengan berbagai persiapan untuk menyambutnya. Kita pasti akan
menata dan memperindah rumah kita, menyiapkan makanan istimewa
dan lain-lain. Ramadhan lebih dari sekedar presiden atau pejabat
tinggi lain atau apa pun saja. Ramadhan adalah anugerah Allah yang
luar biasa. Ramadhan adalah kesempatan untuk menyiapkan masa
depan kita di dunia dan akhirat; oleh karenanya kita mesti

mempersiapkan kehadirannya dengan persiapan yang paripurna agar
kita bisa sukses meraih gelar takwa dan mendapat janji Allah yaitu
ampunan dan bebas dari api neraka. Apa saja perkara yang harus
dipersiapkan menjelang kedatangan tamu tersebut?

1) Niat yang sungguh-sungguh

Ketika Ramadhan menjelang banyak orang berbondong-bondong
pergi ke pasar dan supermarket untuk persiapan berpuasa.
Mereka juga mempersiapkan dan merencanakan anggaran
pengeluaran anggaran untuk bulan tersebut. Tetapi sedikit dari
mereka yang mempersiapkan hati dan niat untuk Ramadhan.
Puluhan kali Ramadhan menghampiri seorang muslim tanpa
meninggalkan pengaruh positif pada dirinya seakan-akan ibadah
Ramadhan hanya sekedar ritual belaka, ssekedar ajang untuk
menggugurkan kewajiban tanpa menghayati dan meresapi
esensi ibadah tersebut, jika Ramadhan berlalu ia kembali kepada
kondisinya semula.
Tancapkanlah niat untuk menjadikan Ramadhan kali ini dan
selanjutnya sebagai musim untuk menghasilkan berbagai
macam kebaikan dan memetik pahala sebanyak-banyaknya.
Anggaplah Ramadhan kali ini sebagai Ramadhan terakhir yang
kita lalui karena kita tidak bisa menjamin kita akan bertemu
Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Tanamkan tekad yang
disertai dengan keikhlasan untuk konsisten dalam beramal saleh
dan beribadah pada bulan Ramadhan ini. Ingat sabda Rasulullah
Saw.: “Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan
ikhlas maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.”

2) Bertaubat dengan sungguh-sunguh.

Setiap manusia adalah pendosa dan sebaik-baik pendosa adalah
yang bertaubat” demikian sabda Rasulullah Saw. seperti yang
diwartakan Ahmad dan Ibnu Majah.
Di antara karunia Allah adalah selalu mengulang-ulang
kehadiran momen-momen kebaikan. Ada momen yang diulang
setiap pekan, bulan, tahun dan lain-lain. Ramadhan adalah salah
satu dari momen tersebut yang selalu datang setiap tahun.
Ketika seorang hamba tenggelam dalam kelalaian karena harta
benda, anak istri, dan perhiasan dunia lain yang membuat dia
lupa kepada Rabbnya, terbius dengan godaan setan, dan
terjatuh ke dalam berbagai macam bentuk maksiat datang bulan
Ramadhan untuk mengingatkannya dari kelalaiannya,
mengembalikannya kepada Rabbnya, dan mengajaknya kembali
memperbaharui taubatnya. Ramadhan adalah bulan yang sangat
layak untuk memperbarui taubat; karena di dalamnya
dilipatgandakan kebaikan, dihapus dan diampuni dosa, dan
diangkat derajat. Jika seorang hamba selalu dituntut untuk
bertaubat setiap waktu, maka taubat pada bulan Ramadhan ini
lebih dituntut lagi; karena Ramadhan adalah bulan mulia waktu
dimana rahmat-rahmat Allah turun ke bumi. Mana para
pendosa? Mana orang-orang yang melampaui batas? Mana
orang-orang yang selalu bermaksiat kepada Allah siang malam?
Mana orang-orang yang membalas nikmat Allah dengan maksiat,
memerangi Allah di bumi-Nya, dan menentangnya dalam
kekuasan-Nya? Segeralah bertaubat! Karena tak satu pun dari
kita yang bersih dari dosa dan bebas dari maksiat. Pintu taubat
selalu terbuka dan Allah senang dan gembira dengan taubat
hambanya. Taubat yang sungguh-sungguh atau taubat nasuha
adalah dengan meninggalkan maksiat yang dilakukan, menyesali

apa yang telah dilakukan, dan berjanji untuk tidak kembali
mengulangi maksiat tersebut, dan jika dosa yang dilakukannya
berkaitan dengan hak orang lain hendaknya meminta maaf dan
kerelaan dari orang tersebut.

3)Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan puasa dan
ibadah Ramadhan lain.

Menuntut ilmu wajib setiap muslim” (HR. Ibnu Majah). Ilmu
yang Rasulullah Saw. maksudkan dalam hadits ini adalah ilmu
yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah yang Allah wajibkan
kepada setiap hamba. Setiap muslim wajib mempelajari ilmu
tersebut; karena sah atau tidaknya ibadah yang dilakukannya
tergantung dengan pengetahuannya tersebut. Seorang yang
ingin melakukan shalat wajib mengetahui syarat-syarat atau
rukun-rukun atau hal-hal yang membatalkan shalat dan lainlainya,
agar shalatnya sesuai dengan tuntutan agama. Begitu
juga bulan Ramadhan di bulan ini Allah mewajibkan kepada
setiap muslim yang mampu untuk berpuasa. Maka sudah
menjadi kewajiban setiap muslim untuk membekali dirinya
dengan hal-hal yang berkaitan dengan syarat-syarat dan rukunrukun
puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, hal-hal yang
dimakruhkan dan dibolehkan dalam puasa, hal-hal yang
membatalkan puasa dan lain-lain supaya puasa yang
dilakukannya sesuai dengan tuntunan syariah dan perbuatannya
tidak sia-sia. Di samping pengetahuan yang berkenaan dengan
puasa, pengetahuan-pengetahuan lain yang berkaitan dengan
Ramadhan juga perlu seperti anjuran-anjuran, prioritas-prioritas
amal yang harus dilakukan dalam Ramadhan, dan lain-lain agar
setiap muslim dapat mengoptimalkan bulan ini sebaik mungkin.

4) Persiapan fisik dan jasmani.

Menahan diri untuk tidak makan dan minum seharian penuh
selama sebulan tentu memerlukan kekuatan fisik yang tidak
sedikit, belum lagi kekuatan yang dibutuhkan untuk
menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat tarawih
dan shalat sunnah lainnya, ditambah kekuatan untuk
memperbanyak membaca Al-Qur’an dan beri’tikaf selama
sepuluh hari di akhir Ramadhan. Kesemua hal ini menuntut kita
selalu dalam kondisi prima sehingga dapat memanfaatkan
Ramadhan dengan optimal dan maksimal. Melakukan puasa
sunnah pada sebelum Ramadhan adalah salah satu cara melatih
diri untuk mempersiapkan dan membiasakan diri menghadapi
Ramadhan. Oleh karenanya Rasulullah Saw. mencontohkan
kepada umatnya bagaimana beliau memperbanyak puasa
sunnah pada bulan Sya’ban, sebagaimana yang diwartakan
Aisyah: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah Saw. berpuasa
selama sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan dan aku
tidak pernah melihat beliau berpuasa (sunah) lebih banyak dari
bulan Sya’ban.” (Muttafaq Alaih)
Inilah diantara hal-hal yang mesti dipersiapkan untuk menyambut
datangnya bulan kesabaran ini.

Amalan-amalan sunah pada bulan Ramadhan:

Selain puasa yang Allah wajibkan pada bulan Ramadhan ada berbagai
amalan yang disunahkan pada bulan ini di antaranya:

1.   Mengkhatamkan Al-Qur’an

Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Pada bulan inilah Al-
Qur’an pertama kali turun dari lauhul mahfuz ke langit dunia
sekaliagus. Allah berfirman:

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)(al baqarah: 185)

Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW) adalah orang
yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya
meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga
berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran
dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi
angin yang berhembus."
Hadist tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar
bertadarus al-Quran, dan berkumpul dalam majlis al-Quran
dalam bulan Ramadhan. Membaca dan belajar al-Qur'an bisa
dilakukan di dihadapan orang yang lebih mengerti atau lebih
hafal al-Quran. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca
al-Quran di malam hari.
Dalam hadist di atas, mudarosah antara Nabi Muhammad saw
dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, karena malam tidak
terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan keseharian. Di malam hari,
hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi
amalan dan ibadah yang dilakukannya.

2. Shalat tarawih

Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan
malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala
dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Shalat
tarawih atau qiyam Ramadhan tidak ada batasannya. Sebagian
orang mengira shalat tarawih tidak boleh kurang dari 20 rakaat,
sebagian lain mengira tidak boleh lebih dari 11 atau 13 rakaat.
Ini adalah pendapat keliru yang menyalahi dalil. Hadits-hadits

menunjukkan bahwa shalat malam adalah perkara yang luas,
tidak ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Bahkan ada
riwayat yang jelas mengatakan bahwa nabi Saw. pernah shalat
11 rakaat, terkadang 13 rakaat atau kurang dari itu. Ketika
ditanya tentang shalat malam beliau bersabda: “Dua rakaat dua
rakaat, jika seseorang diantara kalian khawatir masuk waktu
subuh hendaklah shalat satu rakaat witir.”

3. Memperbanyak doa

Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang
yang doanya mustajab. Oleh karenanya perbanyaklah berdoa
ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah
untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara
kita sesama muslim di belahan dunia.

4. Memberi buka puasa (tafthir shaim)

Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka)
bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air
ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah yang
berbunyi:" Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka)
orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang
yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (Bukhari Muslim)

5. Bersedekah

Rasulullah Saw. bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah
pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi).
Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW) adalah orang
yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya
meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga
berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran
dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi
angin yang berhembus."

Dan pada akhir bulan Ramadhan Allah mewajibkan kepada
setiap muslim untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai
penyempurna puasa yang dilakukannya.

6. I’tikaf

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada
Allah. I’tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; karena
Rasulullah Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam
terakhir dan para istrinya juga ikut I’tikaf bersamanya. Dan
hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf memperbanyak
zikir, istigfar, membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan
lain-lain.

7. Umroh

Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah,
karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti
pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau
bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji
bersamaku.

8. Memperbanyak berbuat kebaikan

Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk
menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang
diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaki dikatakan bahwa
amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan
wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar
Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan
sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan
orang lain. Ciptakanlah kreasi dan inovasi dalam berbuat
kebaikan agar saldo kebaikan kita terus bertambah.
dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.

Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan
momentum Ramadhan untuk merealisasikan ketakwaan diri kita dan

bisa meraih predikat “bebas dari neraka.” Aminn ya robb…

No comments:

Post a Comment